بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Aku ingin bercerita tentang salah satu ilmuan yang cukup aku kagumi, well sejatinya aku tidak akan menceritakan keseluruhan kisah hidupnya, hanya beberapa keping kisah dari kehidupannya yang akan aku ceritakan. Semua orang, terutama yang bekerja pada bidang-bidang yang berhubungan dengan biologi, pasti mengenal sosok yang sangat ikonik ini, ya benar, dia adalah Charles Robert Darwin.
Charles Robert Darwin atau yang lebih enaknya kita sebut saja Darwin, dilahirkan 12 Februari 1809 di Shrewsbury, Inggris. Keluarga besarnya adalah keluarga dokter yang cukup terkenal dan terhormat di Inggris. Suatu keuntungan dimana Darwin dapat dengan mudah mengakses pengetahuan dari keluarganya yang sebagian besar dokter-ilmuan. Darwin sendiri terkenal di dunia sebagai pencetus teori evolusi, tapi evolusi sudah menjadi bahasan yang cukup dikenal di kalangan ilmuan sebelum masa Darwin. Kakek Darwin sendiri, Erasmus, adalah salah seorang Evolusionis, kemudian kita mengenal sosok seperti Lamarck, bahkan jika kita tarik jauh kebelakang, konsep dasar evolusi sendiri telah dikenal pada masa keemasan peradaban Islam melalu Al-Jahiz (penulis
Book Of Animals) dan Ibn Kahldun (penulis
Muqadimah).
Sebagai seorang anak kecil, Darwin sangat senang bermain di alam. Kau tahu? Dia senang sekali mengumpulkan serangga. Darah naturalis memang telah mengalir begitu deras di dalam tubuhnya semenjak ia kecil. Darwin kecil mendapatkan
passion pada zoologi.
Memasuki masa-masa ketika ia harus kuliah, Darwin dipaksa untuk masuk ke sekolah kedokteran oleh ayahnya. Saat itu ayahnya berikir bahwa masa depan terbaik bagi seseorang yang menyukai hanya ada di dunia kedokteran. Alhasil, Darwin kemudian masuk ke Sekolah Kedokteran Universitas Edinburgh pada tahun 1825. Sekolah Kedokteran Universitas Edinburgh saat itu merupakan sekolah kedokteran terbaik yang ada di Inggris.
Sayangnya, Darwin mendapati bahwa kuliah kedokteran sangat membosankan, ditambah lagi pada kebenciannya terhadap kegiatan bedah mayat yang dia anggap tidak berprikemanusiaan. Ketimbang kuliah kedokteran, Darwin malah lebih sering menghabiskan waktunya di museum Universitas Edinburgh dimana terdapat banyak sekali koleksi tumbuhan dan hewan.
Kuliah kedokterannya-pun mandek sampai pada akhirnya Darwin memutuskan untuk berhenti kuliah kedokteran dan pindah ke Universitas Cambrdige untuk belajar teologi. Teologi itu ilmu yang mempelajari agama dan ketuhanan, lulusan teologilah yang kelak akan banyak menjadi pendeta dan uskup di gereja-gerja anglikan Inggris. Pada saat itu, hanya di jurusan teologi-lah orang dapat belajar biologi, terutama sekali botani.
"Pada akhirnya Darwin memutuskan untuk mengikuti 'passion'-nya di biologi..."
Di perkuliahan yang baru-pun Darwin lebih senang berada di luar kelas. Dia aktif mengikuti kegiatan berburu dan mengamati burung, yang tentunya membuat kesal ayahnya. Dibawah bimbingan Pendeta John Henslow, Darwin mulai membahas topik-topik sensitif seperti bagaimana sebenarnya hubungan antara Tuhan dengan alam raya ini, Tuhan dengan penciptaan mahluk hidup.
Setelah lulus, Pendeta John Henslow menawarkan sebuah pelayaran yang kelak nilainya akan sangat berharga bagi dunia pengetahuan kepada Darwin. Pelayaran menglilingi dunia selama dua tahun, pelayaran yang akan mengubah wajah biologi selamanya. Inilah pelayaran Darwin yang sangat legendaris,
The Voyage Of HMS Beagle.
Selama pelayaran ini, Darwin banyak sekali membaca buku, terutama buku-buku bertemakan geologi. Dia membaca buku karangan Charles Lyell, yang menjelaskan bahwa sebenarnya daratan/benua itu bergerak (Untuk lebih jelasnya baca saja buku yang bertema geologi masa lalu, sesuatu yang berhubungan dengan
Pangea). Darwin juga sangat dipengaruhi oleh pemikiran Thomas Maltus yang menyatakan bahwa:
"Pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dst), sementara pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dst)."
Apa artinya itu? Artinya jika populasi mahluk hidup terus berkembang seperti itu, kelak akan ada saatnya dimana ketersediaan pangan tidak akan mencukupi jumlah mahluk hidup, akan terjadi sebuah kompetisi, akan terjadi sebuah
seleksi.
Hal terbaik dari perjalanan ini adalah ketika kapal ini harus lepas jangkar di pelabuhan-pelabuahan Amerika Selatan. Darwin banyak menghabiskan waktu untuk mengamati spesies-spesies yang ada di Amerika Selatan, spesies yang sama sekali berbeda dari yang biasa ia temui di Eropa. Belum lagi dia banyak menemukan fosil mahluk hidup dari masa lalu yang memiliki kemiripan dengan mahluk hidup yang ada di masa sekarang.
Itu belum menjadi puncak acaranya, puncaknya adalah ketika ia sampai di sebuah kepulauan bernama Galapagos!
Biarkan aku bercerita sedikit tentang Galapagos dan hal yang spesial tentangnya. Galapagos adalah sebuah kepualaun yang terletak di barat Amerika Selatan. Dahulu kala, seluruh benua dan daratan di dunia ini terhubung dalam suatu benua raksasa yang disebut
Pangea. Pergerakan lempeng menyebabkan
Pangea terpecah menjadi benua-benua yang lebih kecil, yang sekarang kita sebut dengan Asia, Eropa, Amerika, dan sebagainya. Galapagos merupakan kepulauan vulkanik, artinya dia terbentuk dari aktivitas gunung api bawah laut, mirip dengan kepulauan Krakatau di Selat Sunda. Apa artinya itu? Artinya bahwa Galapagos bukanlah bagian dari
Pangea, dia adalah sebuah kepulauan yang berumur jauh lebih muda. Mudahnya bayangkan saja ada sebuah daratan yang tiba-tiba muncul dari bawah laut, mesikupun tidak tiba-tiba juga sih hahahahaha :D
Untuk sebuah daratan yang baru muncul, pasti awalnya daratan itu kosong, lalu darimana asalnya mahluk hidup? Asalnya dari migrasi mahluk hidup yang memiliki kemampuan untuk mencapai kepulauan itu. Terjadilah klimaks, dimana akhirnya kepulauan ini penuh dengan berbagai spesies yang endemik.
Hal yang menakjubkan adalah
Finch, burung Finch. Nenek moyang burung Finch berasal dari Amerika Selatan yang kemudian bemrigrasi ke Kepulauan Galapagos. Anehnya, burung Finch yang ada di Galapagos memiliki morfologi yang berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis habitat dan makanannya.
Charles Darwin kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting yang akan membentuk wajah biologi masa kini:
"Darimana mahluk hidup baru berasal? Darimana mahluk hidup berasal?"
Darwin mendapat ilham bahwa telah terjadi sesuatu dengan mahluk hidup selama ini. Mereka beradaptasi, mereka mengalmi sesuatu yang kita sebut sebagai
Seleksi Alam (In Shaa Allah akan aku jelaskan pada postingan lebih lanjut).
Setelah kembali ke Inggris, Darwin kemudian menulis sebuah buku yang meringkas pemikirannya mengenai asal muasal spesies. Dia menulisnya dengan hati-hati, karena dia begitu paham bahwa ini menyangkut masalah sensitif yang bisa mengganggu banyak orang, iya ini menyangkut masalah keprcayaan masyarakat.
"Saat itu sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa semua mahluk hidup diciptakan oleh Tuhan secara spontan dan satu per satu, sementara menurut Darwin, mahluk hidup tercipta melalui sebuah mekanisme khusus bernama Evolusi ditambah lagi dengan pernyataan bahwa mahluk hidup yang ada sekarang berasal dari mahluk hidup yang ada di masa lampau."
Charles Darwin menunggu sekian lama sebelum akhirnya ia dapat mempublikasikan buku pengetahuan yang paling revolusioner dalam sejarah penetahuan setelah
De Revolutionibus Orbium Coelestium-nya Copernicus, buku itu kita kenal dengan nama
On The Origin Of Species, sebuah buku yang akhirnya mengubah wajah pengetahuan selamanya, sebuah buku yang menjelaskan mengapa ada begitu banyak mahluk hidup di dunia ini, sebuah buku yang menjelaskan asal-mula terbentunya mahluk hidup, sebuah buku yang menjelaskan kenapa virus flu mampu terus menginfeksi manusia tanpa memperdulikan antibodi yang telah diciptakan untuk melawan mereka, sebuah buku yang menjelaskan mengapa aku dan kamu (ciat ciat ciat :p ) bisa ada di dunia ini.
Well, It's all about science...
"Bukan yang paling kuat atau yang terbaik yang bisa bertahan, tapi yang paling cepat merespon pada perubahan..."
-Charles Robert Darwin-