بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
*Diambil dari Catatan Facebook tanggal 19 Desember 2013
Judul yang sangat menarik bukan? "Ilmu Pengetahuan atau Agama?" mungkin merupakan sebuah pertanyaan yang paling populer diantara para ilmuan abad 21 ini. Kebanyakan dari mereka yang notabene mempelajari alam, malah terkadang menyangkal keberadaan Tuhan, sebagian besar mereka menganggap bahwa Tuhan tak lain hanyalah mitologi belaka. Pertanyaan ini pertama kali dilontarkan oleh Baruch de Spinoza, seorang filsuf yang cukup berpengaruh diantara para ilmuan, termasuk Einstein. Saat ini aku dalam proses untuk memahami filsafat Tuhan-nya Spinoza.
Kembali lagi aku mempermasalah ungkapan pengetahuan atau agama. Pertanyaan ini seringkali dari dulu mengganggu otakku. Kau tahu ada guncangan yang cukup jelas ketika aku begitu mengagumi Evolusi, tapi juga begitu mengagungkan penciptaan. Dulu, ketika SMA, aku membaca buku-buku yang membuktikan kebenaran Qur’an dalam pengetahuan, hanya untuk meyakinkanku pada agama ini. Sebuah proses yang panjang untuk tiba di titik penyadaran ini.
Kita memang tidak pernah bisa menyatukan ilmu pengetahuan dan agama. Karena keduanya memiliki tujuan dan orientasi yang bebeda. Ilmu pengetahuan diciptakan bagi kita untuk memahami segala macam kreasi Tuhan, seluruh alam raya ini, namun untuk menentukan posisi kita di hadapan Tuhan, kepada agama kita berpaling. Ilmu pengetahuan adalah salah satu tools yang diciptakan untuk mempermudah kita beribadah pada-Nya, bukan untuk mengetahu apa dan seperti apa keberadaan-Nya. Cukup sia-sia barangkali ketika kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk mendefinisikan Tuhan. Analogi jika ilmu pengetahuan itu adalah sebuah tubuh, maka agama adalah jiwanya. Keduanya bekerja secara berbeda.
Kemudian aku pernah membaca sebuah kutipan Newton, “Aku menganggap diriku seperti anak kecil yang menemukan dan terkagum-kagum pada sebuah kerang kecil di tepi pantai, sementara laut kebenaran membentang luas di belakangku.” Baru sekarang aku sadar bahwa maksud pernyataan Newton diatas adalah begitu rendahnya tingkat pengetahuan kita dibandingkan dengan fakta yang ada di alam raya ini. Perbandingannya bagai segelas air dengan samudera yang mengisi bumi. Berkembangnya IPTEK telah menunjukkan pada kita bahwa masih banyak misteri yang harus diungkap, masih banyak ilmu yang belum kita tahu. Oleh sebab itu, sangatlah sia-sia jika kita berusaha menjelaskan kata-kata Tuhan pada Kitab Suci dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Jangan pernah berani memfalsifikasikan keberadaan Tuhan, sementara sebenarnya ilmu-mu masih belum apa-apa dibandingkan ilmu Tuhan.
Semangatlah untuk menimba ilmu, mengungkap misteri, bersahaja di depan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar