بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sudah lama sepertinya ya aku tidak mengunjungi blog ini. Bukan karena apa-apa sih, tapi memang kesempatanku untuk menulis belakangan ini agak terbatas. Kalaupun aku ada waktu untuk menulis, paling-paling aku hanya bisa menulis puisi, ya kesibukan kuliah FK (cie cie) memang cukup menyita waktuku.
Kali ini aku ingin sedikit curhat tentang apa yang aku alami selama dua bulan pertama berada di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pertama sekali, kuliahnya sangatlah menyenangkan. Bayangkan sekarang aku sedang mendapat mata kuliah biokimia yang notabene mempelajari biomolekuler, sebuah mata pelajaran yang selama ini aku cari-cari. Aku rela tidak tidur, hanya untuk mengulak-ulik ebook Harper's Biochemistry. Kedua, pertemanan yang aku bangun juga sangat apik. Selain anak-anaknya yang seru-seru, mereka juga rata-rata se-passion denganku, aku selalu punya teman untuk begadang. Yeay! Hahahaha :D
Aku juga menghadapi berbagai mata kuliah yang sangat menyenangkan, ada yang namanya Skill's Lab dimana aku bertindak seolah-olah menjadi seorang dokter dan bertindak untuk menangani pasien. Aku sudah bisa melakukan anamnesis, general survey, dan yang paling seru adalah aku sudah bisa menggunakan Sphygmomanometer. Ayo apa itu Sphygmomanometer? Iya itu adalah alat tensi, aku bisa mendengar suara desir aliran darah (sistol/diastol) ketika sedang ditensi dengan menggunakan stetoskop. Sebuah ilmu yang tentunya akan sangat berguna bagiku dan orang lain di masa depan.
Namun, di sisi lain aku merasakan adanya perubahan terhadap diriku. Selama ini aku telah lama bertarung untuk bisa duduk menjadi salah satu mahasiswa kedokteran dan aku pikir beristirahat beberapa waktu setelah mendapatkannya tidaklah salah. Aku berada di zona yang sangat nyaman sekarang dan aku harus keluar. Aku bukanlah orang yang terbiasa hidup pada zona nyaman, aku adalah seorang pemimpi sekaligus petualang, zona nyaman ini adalah kematian buatku.
Pergaulanku juga sepertinya bukanlah pergaulan yang sopan. Aku sering berlebihan dalam bercanda menurutku belakangan ini. Sering sekali mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak aku ucapkan, padahal aku sadar itu tidaklah baik. Aku harus mengubah hal itu :"( tapi aku merasa sangat kesulitan untuk melakukannya.
Aku menyadari bahwa sebagian besar temanku ingin menjadi dokter bukanlah karena ilmu-nya, tapi karena materi. Aku takut hal itu membuatku mengubah cita-cita besarku, aku sudah pergi sejauh ini dan aku tidak ingin berubah. Aku harus tetap menjadi orang yang idealis, sepahit apapun keadaan yang menimpaku. Untuk menjadi seperti Ibnu Sina, Feynman, Jonas Salk, dan mereka semuanya memang tidaklah mudah, tapi aku berusaha.
Yang paling parah adalah aku merasa sangat jauh dari Tuhan. Padahal aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan berusaha menemukannya. Menemukan Tuhan adalah bagian dari penemuan jati diri yang sangat penting bagi perkembangan spiritualku.
Satu pertarungan telah aku lalui, kini aku harus menghadapi pertarungan lainnya, tidak dengan orang lain, tapi dengan diriku sendiri. Semoga Tuhan selalu bersamaku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar