بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Namun ada satu tempat yang sangat aku pandang tinggi, sebuah bangunan yang luar biasa indah yang sudah berdiri lebih dari 1400 tahun yang lalu. Bangunan itu bernama Hagia Sophia yang terletak di Kota Istanbul, Turki. Ada banyak hal magis yang aku rasakan ketika memandang bangunan itu di layar laptop atau televisi, arsitektur yang begitu rapi dan sangat luar biasa mendetail, sungguh luarbiasa. Aku ingat ketika mendengar cerita tentang orang-orang Russia saat mereka pertama kali memutuskan untuk masuk ke Agama Orthodoks. Mereka, orang-orang Russia itu, diundang oleh Kaisar Bizantium ke Hagia Sophia. Sekejap-pun mata mereka tak berkedip memandangi keindahan Hagia Sophia, beberapa dari mereka bahkan mengatakan mereka tak sedang di bumi, mereka sedang berada di Surga.
Hagia Sophia memiliki arti "Kebijaksanaan Suci" atau dalam bahasa yang lebih keren, "The Holy Wisdom". Namanya merepresentasikan salah satu konsep Trinitas dalam agama Kristen, yaitu Logos atau yang lebih dikenal sebagai Ruh Kudus (Ruh Kebenaran). Dibangun oleh matematikawan Bizantium, Isidore, atas titah Kaisar Justinian I. Hagia Sophia dibangun sebagai Gereja Timur Ketiga, menggantikan Gereja Timur Kedua yang hancur saat terjadi kerusuhan Nika. Pembangunannya melambangkan kesuksesan Byzantium saat itu yang hampir menguasai seluruh wilayah Mediterania. Hagia Sophia menjadi gereja terbesar selama hampir seribu tahun sebelum dikalahkan oleh Katedral Seville di Spanyol.
Hagia Sophia kemudian menjadi sebuah mesjid setelah Byzantium ditaklukan oleh Turki Ottoman. Sultan Mehmed II menjadikannya sebagai Mesjid Utama Kekalifhan Ottoman. Mulai dari saat itu, panggilan merdu Adzan terdengar dari dalam mesjid. Beragam ornamen kristen mulai digantikan dengan berbagai macam kaligrafi Islam. Lantai marmer-nya mulai ditutupi oleh karpet panjang yang berlaku sebagai Sajadah. Sungguh menjadi sebuah kebahagiaan jika kita diberi kesempatan untuk dapat sujud di dalam Hagia Sophia. Sayangnya, Hagia Sophia mengakhiri perjalanan panjangnya sebagai Rumah Tuhan setelah Kekalifahan Ottoman runtuh dan digantikan oleh Republik Turki dibawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha.
Arsitektur Hagia Sophia menjadi sangat dikagumi hingga sekerang ini. Bukan hanya daya tarik seninya yang begitu anggun, namun juga dari segi kerangka pembangunannya. Sempat terdapat masalah pada pondasinya dikarenakan oleh kubahnya yang terlalu berat sampai hal itu diperbaiki oleh keponakan Isidore yang menggantikannya dengan bahan yang lebih ringan. Arsitek asal Turki, Mimar Sinan, juga ambil bagian dalam perawatan Hagia Sophia. Dia membuat Hagia Sophia menjadi lebih tahan terhadap guncangan seperti gempa bumi.
Terakhir Hagia Sophia mengalami perombakan di masa Sultan Abdul Mecid yang menugaskan arsitek Italia, Giuseppe Fossati, untuk meperindah bangunan anggun ini.
Kini Hagia Sophia beroperasi sebagai museum yang banyak mengundang pendatang dari berbagai penjuru dunia. Dalam hati kecilku, ya hati kecil, aku masih berharap bahwa bangunan ini kelak akan menjadi Rumah Tuhan kembali, aku berdoa kelak mungkin aku akan datang ke sana bersama kedua orangtuaku dan istri (wkwkwkwk) untuk bersujud, tenggelam dalam ketenangan sebagai seorang hamba Tuhan.
Keanggunanmu jauh lebih memukau ketimbang kecantikan Cleopatra
Jika saja Caesar hidup sezaman denganmu, maka mungkin ia akan jatuh cinta padamu
Hagia Sophia, terselip doa pada Tuhanku
Semoga saja kelak ia memperkenankan raga ini untuk mengunjungimu
Ketika itu mungkin air mata akan mengucur di pipiku, diam dalam sujud sembari terkagum oleh keindahan yang engkau miliki...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar