Rabu, 06 Agustus 2014

Apa itu Seleksi Alam?

بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Hmmm...kalau seandainya kita berbicara tentang evolusi, maka kita tidak akan pernah bisa memisahkannya dengan seleksi alam. Apa itu Seleksi Alam? Biarkan aku bercerita sedikit tentang seleksi alam.
Well, penjelasan mengenai seleksi alam-lah yang menghantarkan sukses bagi Darwin dalam teori evolusi-nya. Di tulisan sebelumnya yang berjudul Charles Darwin: Sebuah Revolusi Ilmiah aku sudah bercerita bahwa sebelum Darwin sudah banyak ilmuan yang mengajukan teori Evolusi, namun penjelasan mereka belum bisa diterima secara universal di kalangan ilmuan. Baru Darwin-lah yang sukses membuat evolusi, sebagai hal yang menjelaskan terbentuknya spesies, diterima sebagai sebuah fakta ilmiah.
Kita mulai dengan hal yang sangat dasar mengenai evolusi sebelum kita menjelaskan seleksi alam.  Pertama, tidak ada dua individu yang sama di dunia ini. Itu adalah ungkapan umum yang menunjukkan variasi genetik. Tidak ada individu yang sama secara persis baik secara fenotipe (penampakan luar) maupun genotipe (gen). Kembar saja pasti memiliki perbedaan, iya kan? Nah, perbedaan ini akan menimbulkan kemampuan yang berbeda pula dalam bertahan hidup.


Kunci kedua dalam memahami seleksi alam adalah apa yang kita sebut dengan mutasi. Mutasi adalah perubahan materi genetik pada mahluk hidup. Mutasi bisa tampak, bisa tidak tampak. Mutasi tampak yang berdampak langsung pada perubahan fenotipe merupakan sasaran langsung dari seleksi alam. Mutasi bisa bersifat menguntungkan atau malah merugikan bergantung pada apa yang paling berkesesuaian dengan alam saat itu.


Aku akan memeparkan sebuah contoh tentang akibat yang bisa ditimbulkan oleh mutasi dan kaitannya dengan seleksi alam. Kau tahu penyakit sickle cell-kan? Atau yang lebih kita kenal dengan anemia sel sabit. Sel sabit ini pada mulanya berkembang di daerah Afrika. Mutasi sel sabit awalnya dimaksudkan untuk melawan infeksi malaria, orang-orang dengan gen sickle cell heterozigotik menjadi resisten terhadap malaria. Sementara itu orang-orang dengan gen sickle cell homozigotik malah terkena anemia parah karena sel eritrositnya cacat. Migrasi populasi manusia membawa gen ini keluar Afrika, menuju ke daerah-daerah yang bebas malaria, Amerika Serikat contohnya. 



Sekarang kita kembali ke topik utama yang akan kita bahas dalam posting ini. Apa itu seleksi alam? Seleksi alam merupakan fenomena dimana alam melakukan penyisihan/seleksi terhadap organisme-organisme yang paling sesuai untuk hidup. Organisme yang paling cocok untuk hidup, ingat bukan yang paling kuat, maka dia yang akan bertahan. Evolusi akibat seleksi alam merupakan campuran antara kebetulan dan pemilahan, kebetulan dalam pemunculan variasi genetik baru (awalnya karena mutasi) dan pemilahan ketika seleksi alam lebih menguntungkan beberapa gen daripada gen-gen yang lain. Menurut Herbert Spencer, seleksi alam tak lain hanyalah "Kelsetarian bagi yang paling sesuai (survival of the fittest).". Fenotipe organisme merupakan hal yang diseleksi dalam seleksi alam. Proses seleksi punya tujuan yang cukup jelas, pencarian fenotipe "terbaik" atau "paling sesuai". Agar dapat lestari, suatu individu harus berhasil mengatasi segala kondisi kehidupan.
Contoh yang paling nyata adalah masalah penggunaan pestisida. Pestisida diciptakan untuk membunuh hama tanaman (ya iyalah masa ya iya iya dong). Nah, pada awalnya pestisida itu sangat ampuh untuk membunuh hampir sebagian populasi hama, mungkin angka kematian hama mencapai 90%. Namun terjadi seleksi di kemudian hari, dimana hama yang bertahan mulai mengembangkan kemampuan untuk meretensi/melawan pestisida. Hama yang nonresisten terhadap pestisida akan punah, sementara hama yang resisten akan bertahan dan kemudian berkembang biak. Hal ini tentunya akan semakin menyulitkan karena pada ujung-ujungnya hama itu akan kebal terhadap pestisida. (Ini juga terjadi loh antara antibiotik dan bakteri, hati-hati dalam pemakaian antibiotik makanya!)


Puncak dari seleksi alam adalah pemebentukan spesies baru atau istilah biologisnya spesiasi. Pada titik ini bisa dikatakan bahwa telah terjadi evolusi terhadap sebuah organisme.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar