Senin, 23 Juni 2014

Hagia Sophia


بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Ada beberapa tempat yang sangat ingin aku kunjungi di dunia ini. Mungkin jika aku urutkan akan berjejer nama-nama keren yang cukup familiar di telinga kita, Mekkah, Medina, Yerussalem, Paris, Roma, hingga tempat-tempat yang mengandung kekayaan alam luar biasa seperti Bunaken atau Pulau Komodo.

Namun ada satu tempat yang sangat aku pandang tinggi, sebuah bangunan yang luar biasa indah yang sudah berdiri lebih dari 1400 tahun yang lalu. Bangunan itu bernama Hagia Sophia yang terletak di Kota Istanbul, Turki. Ada banyak hal magis yang aku rasakan ketika memandang bangunan itu di layar laptop atau televisi, arsitektur yang begitu rapi dan sangat luar biasa mendetail, sungguh luarbiasa. Aku ingat ketika mendengar cerita tentang orang-orang Russia saat mereka pertama kali memutuskan untuk masuk ke Agama Orthodoks. Mereka, orang-orang Russia itu, diundang oleh Kaisar Bizantium ke Hagia Sophia. Sekejap-pun mata mereka tak berkedip memandangi keindahan Hagia Sophia, beberapa dari mereka bahkan mengatakan mereka tak sedang di bumi, mereka sedang berada di Surga.



Hagia Sophia memiliki arti "Kebijaksanaan Suci" atau dalam bahasa yang lebih keren, "The Holy Wisdom". Namanya merepresentasikan salah satu konsep Trinitas dalam agama Kristen, yaitu Logos atau yang lebih dikenal sebagai Ruh Kudus (Ruh Kebenaran). Dibangun oleh matematikawan Bizantium, Isidore, atas titah Kaisar Justinian I. Hagia Sophia dibangun sebagai Gereja Timur Ketiga, menggantikan Gereja Timur Kedua yang hancur saat terjadi kerusuhan Nika. Pembangunannya melambangkan kesuksesan Byzantium saat itu yang hampir menguasai seluruh wilayah Mediterania. Hagia Sophia menjadi gereja terbesar selama hampir seribu tahun sebelum dikalahkan oleh Katedral Seville di Spanyol.

Hagia Sophia kemudian menjadi sebuah mesjid setelah Byzantium ditaklukan oleh Turki Ottoman. Sultan Mehmed II menjadikannya sebagai Mesjid Utama Kekalifhan Ottoman. Mulai dari saat itu, panggilan merdu Adzan terdengar dari dalam mesjid. Beragam ornamen kristen mulai digantikan dengan berbagai macam kaligrafi Islam. Lantai marmer-nya mulai ditutupi oleh karpet panjang yang berlaku sebagai Sajadah. Sungguh menjadi sebuah kebahagiaan jika kita diberi kesempatan untuk dapat sujud di dalam Hagia Sophia. Sayangnya, Hagia Sophia mengakhiri perjalanan panjangnya sebagai Rumah Tuhan setelah Kekalifahan Ottoman runtuh dan digantikan oleh Republik Turki dibawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha.


Arsitektur Hagia Sophia menjadi sangat dikagumi hingga sekerang ini. Bukan hanya daya tarik seninya yang begitu anggun, namun juga dari segi kerangka pembangunannya. Sempat terdapat masalah pada pondasinya dikarenakan oleh kubahnya yang terlalu berat sampai hal itu diperbaiki oleh keponakan Isidore yang menggantikannya dengan bahan yang lebih ringan. Arsitek asal Turki, Mimar Sinan, juga ambil bagian dalam perawatan Hagia Sophia. Dia membuat Hagia Sophia menjadi lebih tahan terhadap guncangan seperti gempa bumi. 


Terakhir Hagia Sophia mengalami perombakan di masa Sultan Abdul Mecid yang menugaskan arsitek Italia, Giuseppe Fossati, untuk meperindah bangunan anggun ini.

Kini Hagia Sophia beroperasi sebagai museum yang banyak mengundang pendatang dari berbagai penjuru dunia. Dalam hati kecilku, ya hati kecil, aku masih berharap bahwa bangunan ini kelak akan menjadi Rumah Tuhan kembali, aku berdoa kelak mungkin aku akan datang ke sana bersama kedua orangtuaku dan istri (wkwkwkwk) untuk bersujud, tenggelam dalam ketenangan sebagai seorang hamba Tuhan.

Keanggunanmu jauh lebih memukau ketimbang kecantikan Cleopatra
Jika saja Caesar hidup sezaman denganmu, maka mungkin ia akan jatuh cinta padamu
Hagia Sophia, terselip doa pada Tuhanku
Semoga saja kelak ia memperkenankan raga ini untuk mengunjungimu
Ketika itu mungkin air mata akan mengucur di pipiku, diam dalam sujud sembari terkagum oleh keindahan yang engkau miliki...



Minggu, 22 Juni 2014

Veritas Vos Liberabit

بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Veritas Vos Liberabit, begitulah judul yang aku berikan pada blog ini. Apa artinya itu? Kalimat itu aku ambil dari bahasa latin yang memiliki arti kurang lebih, "Kebenaran akan membebaskanmu.". Veritas Vos Liberabit juga menjadi motto sebuah institusi pendidikan tinggi di Amerika Serikat, Johns Hopkins University. Lalu kenapa aku memilih nama itu? Begini, banyak orang yang mengatakan apalah arti sebuah nama, yang artinya dalam pemahamanku bahwa banyak orang yang menganggap nama sama sekali tidak memberikan pemaknaan pada apapun. Kenyataannya dalam sebuah nama tersimpan doa, harapan, cita-cita yang tinggi. Nama mengandung unsur semangat yang akan banyak membantu di masa-masa sulit, dengan mengingat makna dari sebuah nama yang diberikan orangtua pada anaknya akan membuat si anak bersemangat dalam kehidupannya. Lalu aku tegaskan sekali lagi,


"Dalam sebuah nama tersirat sebuah doa..."


Kenapa aku mengambil nama itu? Aku ingin blog ini mampu mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang kabur tentang hidup, bisa jadi hidupku, hidupmu, atau hidup mereka-mereka yang lain. Kebenaran adalah suatu harga yang tak bisa ditawar, kebenaran akan tetap menjadi sebuah kebenaran dimanapun ia berada, namun yang harus kita garis bawahi adalah kebenaran memiliki banyak sekali wajah hanya jika kita memperhatikannya dengan seksama. Kebenaran bisa kita analogikan sebagai massa yang bergantung dari volume dan densitas suatu zat, sementara wajahnya adalah berat yang bergantung pada medan gravitasi tempat benda tersebut berada.


Lalu apa makna dari, 'Kebenaran akan membebaskanmu.' ? Maknanya dengan kebenaran, kita bisa terbebas dari kebodohan. Kebodohan, semoga Allah menjauhi kita daripadanya, senantiasa menjadi pangkal dari beragam permasalahan di muka bumi ini. Kebodohan melahirkan kenaifan, kesombongan, kemiskinan, kesesatan, bahkan kekafiran. Bodoh merupakan senjata utama setan untuk memperdaya umat manusia. Allah memberikan kita hati yang diterangi iman dan akal yang diterangi oleh kebenaran untuk melawan setan dan kebodohan yang ia ciptakan.

Tanpa bermaksud untuk SARA, Veritas Vox Liberabit merupakan jawaban dari petanyaan Qued Est Veritas? Pernyataan ini, jika kalian ingin tahu, bisa ditemukan dalam Pontius Pilatus (Gospel Of John). Bagaimana pemaknaan terhadap hal ini mungkin aku bisa menceritakan kisahnya pada kalian pada posting-posting berikutnya.

Di dalam blog ini aku akan banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidupku, berbagai kisah-kisah tentang kebijaksanaan dan filsafat, mungkin akan sedikit menyinggung pada permasalahan agama, lalu aku juga akan menceritakan banyak hal tentang perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang teknik dan biologi. Aku juga akan bercerita mengenai sejarah, ya aku orang yang menyukai sejarah, dan juga tokoh-tokoh hebat yang semuanya aku tulis dalam sudut pandangku terhadap mereka.

Dan pada akhirnya aku berdoa semoga blog ini dapat memberikan manfaat pada kita semua...

Veritas Vox Liberabit

Tengku Muhammad Rezqy Pyranda

بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamualaikum,

Well, ini adalah posting pertamaku di blog ini. Pada awalnya aku bingung ingin memposting apa di blog ini, apakah aku langsung curhat? Langsung menceritakan segala yang aku tahu? Merangkum seluruh isi otakku dalam sebuah karangan singkat? Tampak kurang menarik untuk sebuah publikasi awal, terlalu berbobot juga. Aku pikir-pikir, lebih enak jika di posting pertama ini aku memperkenalkan diriku.

"Perkenalan adalah awal dari sebuah persahabatan..."


Namaku adalah Tengku Muhammad Rezqy Pyranda, simple-nya kalian bisa memanggilku TM. Aku punya beberapa nama, saat SD orang-orang mengenalku sebagai Riski, di lingkungan keluarga aku punya nama panggilan sayang Eqy, bahkan belakangan ini orang-orang memanggilku Ali karena aku menggunakan nama samaran Muhammad Alghazali dalam sebuah institusi pendidikan. Nama TM sendiri mulai populer ketika aku SMP, sebuah akronim yang membuat orang mudah akrab denganku, sampai sekarang orang-orang di sekitarku mengenalku sebagai TM dan aku memang lebih nyaman dipanggil seperti itu.


Umur? Aku kelahiran November 1995, artinya saat ini aku berusia 18 tahun. Masih cukup muda dibandingkan dengan semesta kita yang sudah berusia miliaran tahun, mungkin lebih. Aktivitasku saat ini adalah menunggu pengumuman SBMPTN dan SIMAK UI sambil mencari ilmu sebanyak-banyaknya sebelum aku masuk kuliah (lagi).

Banyak hal yang aku sukai di dunia ini. Aku suka pada bola kaki, aku anggota Red Army, fans setia Manchester United, tapi kalau di PES aku memakai Bayern Munich karena pemain MU sulit sekali menjaga posisi ketika bermain. Aku suka pada ilmu pengetahuan, apa saja, fisika, kimia, biologi, matematika, aku suka semuanya. Biologi dan Fisika adalah dua cabang ilmu yang paling aku sukai. Aku juga suka sejarah dan filsafat, untuk filsafat sebenarnya aku sudah terjebak dalam lubang hitam yang memaksaku untuk menyelesaikannya karena sudah terlanjur memulai. Aku memiliki ketertarikan pada musik, walau tak bisa bermain alat musik, terutama aku menyukai Jazz, Rock, dan Blues. Belakangan aku sedang serius menekuni filsafat keagamaan, sebuah aktivitas yang berbahaya sebenarnya, tapi rasa penasaran membuatku berjalan cukup jauh.

Dan yang terakhir, aku seorang muslim....